Sebenarnya sih, nggak keberatan banget sama yang namanya UTS. Secara emang itulah kegunaan sekolah.
Oke, saya jelaskan. "Let's have some calculations" itu motto saya setiap kali menghadapi ulangan besar seperti UTS dan sejenisnya. Kenapa?
Gimana nggak punya perhitungan, orang jadwalnya neraka banget. NIH, LIHAT.
Senin alias barusan.
- Bahasa Indonesia.
- Agama.
- Biologi.
Selasa alias besok.
- Bahasa Inggris.
- Bahasa Arab.
- Matematika Wajib.
Rabu alias lusa.
- Fisika.
- PKn.
- Sejarah.
Kamis alias tiga hari kemudian.
- Matematika Peminatan.
- Bahasa Jepang.
- Penjaskes.
Jum'at alias empat hari kemudian.
- Kimia.
- Seni Budaya.
- Prakarya dan Kewirausahaan.
Aku nggak bohong. Semua itu pelajaran kesukaanku. Selaku anak IPA, aku bisa bilang kalau aku paling paham pelajaran Fisika. Makasih banget buat Dika-senpai dan Lila-sensei. PKn, sesuai di atas, ya. Itu pelajaran kesukaanku. Aku memang ada niat buat masuk jurusan hukum, sayangnya aku bukan seorang yang berjiwa politikus. Mungkin? Aku malas berurusan dengan organisasi apapun. Makanya aku sengaja masuk IPA, walaupun aku nggak mahir Matematika (tapi boleh jujur? Daya analisisku lumayan. Asal jangan yang berbau pangkat dan logaritma aja). Sejarah, jujur aja aku suka. Tapi, tolong banget... Aku nggak suka BANGET sama yang namanya BELAJAR tentang kerajaan-kerajaan. Dalam satu mata pelajaran, pasti ada SATU aspek yang kita nggak suka, 'kan? Dalam Bahasa Indonesia saja, aku paling nggak suka pidato. Back to History, aku lebih suka kalau sejarahnya tentang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Oke, boleh dibilang jiwa nasionalisme aku besar. Memang tampangku enggak meyakinkan, kok. Jadi diam saja, ya.
TAPI, TOLONG. BUAT APA SEMUA PELAJARAN ITU DISATUIN.
Aku juga nggak bohong bilang ini. PKn sama Sejarah itu hapalannya nyebut. NYEBUT.
BAHASA ARAB APALAGI. BESOK. Alasan utama kenapa aku mogok belajar setelah nyicil Fisika dan dikerjain amit-amitan sama Dika-senpai. Okeyangitunggakusahdibahasitusumpahnyebelinbanget. Gueajayangbegoudahtahulagilinglungmalahngajaktaruhansipintersatuitu.
Aku. Benci. Arab.
Oke, kelihatannya durhaka banget karena agamaku Islam. Tapi, ayolah. Aku nggak sebenci-benci itu sama Arab. Dan nggak seidiot yang kalian kira juga. Aku ngerti kalau urusan penyusunan kalimat. KOSAKATA! Mati suri duluan.
Emang dasar lagi hoki atau bagaimana, tapi aku tenang aja sama Matematika karena itu tentang Barisan dan Deret serta Trigonometri. Setidaknya, mereka tidak akan membunuhku seperti yang telah Perpangkatan dan Logaritma lakukan waktu semester satu. Mereka jahat padakuuuuu! /apaanluajayangbegobangetsampeulanganharianlogaritmadapetempattiga.
Oke, ngawur lagi, 'kan. Kalau emang bisa baca berarti matamu jeli, kalau aku lagi LINGLUNG sekarang.
Niatnya sih, nulis entri baru itu buat curhat sedikit tentang kejadian menyebalkan pas ulangan Biologi. Tapi, nggak akan kujelasin secara rinci saking nyebelinnya.
To the point aja, guru penjaga yang nggaktahunamanyasiapa itu bilang kalau "anak IPA nyontek pelajaran Biologi itu kebangetan".
What the hell. EMANGNYA ASPEK IPA ITU BIOLOGI DOANG?!
Sumpah, korban amarahku itu soal Biologinya sendiri, lho. Gimana nggak? Sengaja aku lecekin, sebagai tanda simbolis kalau aku BENCI Biologi dan nggak ada niat buat masuk kuliah kedokteran ataupun yang berbau Biologi. Kemarin-kemarin aku boleh rajin, dan Alhamdulillah aku lancar ngerjainnya. Tapi, AKU NGGAK SUKA. Dan, aku rajin juga karena aku lagi punya perhitungan dengan UTS.
Nggak usah sok tahu. Niatku masuk IPA itu cuma karena Desain Grafis. Cuma karena aku bisa pakai Photoshop dan itulah bekalku buat kerja utama karena penulis cuma buat kerja sampingan. Aku DARI DULU juga nggak punya niat buat masuk kedokteran. Nggak pernah mau jadi dokter. Tanya mamaku, apa cita-cita pertamaku? Presiden. Tanya mamaku, dulu mamaku nyaranin aku masuk jurusan apa? IPS.
Silahkan bilang aku itu anak IPA yang berjiwa IPS. Sampai sekarang, kalau boleh jujur, aku masih mau jadi presiden. Tapi ... Well, whatever.
Sudah terlanjur masuk IPA berbekal bakat dalam dunia komputer.
Dan, aku masih mendingan Fisika, Kimia, dan Matematika walaupun aku super idiot dalam Perpangkatan dan Logaritma DARIPADA Biologi. Ada, 'kan? Orang jago ngitung tapi nggak bisa Biologi? Orang bisa Biologi tapi ngitungnya nggak mahir-mahir amat? LIHAT KARAKTERISTIK MURID DULU, BARU KOMENTAR! Bukan guru yang ngajar kelas 10 IPA 2 aja bolehnya ngejudge.
Ini nih, yang namanya "kita bisa menilai orang lain tapi kita tidak bisa menilai diri sendiri".
Ada cermin nggak di rumah, mbak? Minimal, lihat jendela yang ada stiker Doraemon itu. Cuih.
Monggo bilang aku rada psikopat, tapi aku bisa ngancurin apa aja kalau aku lagi marah. Termasuk soal Biologiku yang hancur sebagai tanda simbolis itu. Entahlah Renny-sensei berpikir apa, tapi dia nggak ngeliat hasil kemarahanku karena dia lagi main handphone, dan aku langsung cepat-cepat naruh soalku di bawah soal Yoga.
Lagipula, tawaku waktu itu benar-benar sinis.
Hahahaha.
Dan, akhirnya entri ini jadi panjang. Sampai aku lupa ngasih tahu apa yang kumaksud dengan "calculations" sebenarnya. Sipatelas (singkat padat tepat jelas) saja, karena aku ranking 5 di kelas. Itulah mengapa aku jadi punya perhitungan penuh sama UTS kali ini. Termasuk Biologi yang mana ulangan harianku jelek banget. Dan, kali ini adalah Arab. Let's go, belajar saja seingatku. Modalku dalam belajar bahasa adalah ingatan.
LET'S HAVE SOME CALCULATIONS!
Thanks for reading. Maaf, kalau terlalu emosional.
Salam, Ranku Kurogane.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar