Minggu, 01 Juni 2014

Publikasi Bahasa Indonesia - Teks Negosiasi.

Hai, kembali lagi dengan Rania Hendradwiputri!
Oke, ini adalah entri pertama di bulan Juni. Sementara, entri-entri tentang Publikasi Bahasa Indonesia yang lain bisa diintip di bulan Mei, ya.
Akhirnya, kita sampai pada pengunjung acara err, maksudku entri terakhir dalam Publikasi Bahasa Indonesia. Ini dia, tentang Teks Negosiasi! Dalam bab ini, sempat ada tugas yang sangat mengejutkan dari Bu Siti Zulaeha, yaitu drama tentang bernegosiasi. Sebenarnya, aku termasuk orang yang kaku dan nggak pintar-pintar amat dalam akting (walaupun aku reaktif banget orangnya, apa-apa spontan bereaksi dengan reaksi yang aneh), jadi aku sempat... yah, bisa dibilang cemas-cemas harap. Kali ini, aku satu kelompok dengan Dita, Fira, Syifa, David, dan Reza. Dalam drama ini, aku jadi si pemilik motor. Walaupun jadi orang dewasa, lagakku nggak bisa dibilang sebagai karyawati beranak satu (Dita jadi anakku, hahaha) yang sudah punya motor, sih. Melainkan mahasiswi baru yang ingin mencari uang dengan cara berjualan. Yang parah, David jadi bapak, Fira jadi istrinya si David, anaknya Reza. Cocok nggak, ya? Pfffttt ... pacarnya Fira cemburu nggak, tuh? Kayaknya sih, iya.
Oke, kembali ke dramanya. Demi Allah, naskahnya lawak. Bukannya berniaga.com, malah bernaga.com. Sejak kapan ada kosakata 'bernaga', ya? Kacaunya lagi, saking banyak kendala dalam menentukan lokasi drama, akhirnya kita meminjam rumah Eva. Lucunya, Eva jadi figuran, anaknya Syifa yang bersekolah di SMA Harapan Palsu.
Sebenarnya banyak banget fail scene dalam pembuatan dramanya, sayangnya nggak ada di videonya.
Oke, ini dia drama yang kubicarakan (diupload di YouTube, lho! Bermodal kameranya Syifa dan salah satu scene ada yang pakai Xperia-ku), sekaligus presentasi tentang bab Teks Negosiasi dan 20 soal yang (sebenarnya) menyatu dengan 20 soal bab Teks Prosedur Kompleks yang kubicarakan, hanya saja ini tentang negosiasi.
Semoga bermanfaat, dan selamat menikmati. Akhir kata, terima kasih bagi yang sudah membaca entriku!





Minggu, 1 Juni 2014

Rania Hendradwiputri

Sabtu, 31 Mei 2014

Publikasi Bahasa Indonesia - Teks Prosedur Kompleks.

Hai, kembali lagi dengan Rania Hendradwiputri.
Oke, kalau dalam Bahasa Inggris, entri ini namanya penultimate. Artinya, yang satu sebelum terakhir. Sebelum akhir dari publikasiku yaitu Teks Negosiasi, kita bertemu dulu dengan Teks Prosedur Kompleks. Oke, soal bab ini, kelompokku lain dari yang sebelumnya. Di sini ada salah satu temanku yang ekstra rajin, panggil aja Nisa. Dia mahir dalam urusan mendesain PowerPoint agar tidak membosankan untuk dilihat, mungkin dia sudah terbiasa sejak SMP, ya? Dia juga pakarnya hias-menghias. Berani sumpah, baru kali ini aku bertemu anak sekreatif dia. Dia baik banget, lho!
Dalam proses pembuatan PowerPoint Teks Prosedur Kompleks, sempat terjadi banyak hambatan, gara-gara dua cowok terkutuk di kelompok kami malah ngobrol nggak jelas. Walhasil aku, Nisa, Citra, dan Dorothea selaku cewek-cewek perkasa bekerja sama untuk menyelesaikan PowerPoint itu secepat mungkin. Yah, pada akhirnya tidak secepat yang kami harapkan sebelumnya. Namun selama masih bisa selesai dan diterima, itu sudah berarti, kok. Terima kasih untuk kelompokku!
Oh, iya. Selain PowerPoint dan Teks Prosedur Kompleks yang kubuat, aku juga membuat 20 soal tentang Teks Prosedur Kompleks. Sebenarnya, 20 soal ini digabung dengan 20 soal tentang Teks Negosiasi. Agar tidak berantakan dan membingungkan, kupisah saja perbab. Hehehehe.
Tidak perlu berbasa-basi lagi, ini dia tugas-tugasku selama mempelajari tentang Teks Prosedur Kompleks. Jangan ragu untuk meninggalkan kritik dan saran yang membangun, ya. Barangkali, aku bisa membuat yang lebih baik lagi. Terima kasih sebelumnya.
Semoga bermanfaat untuk kita semua.




Publikasi Bahasa Indonesia - Teks Laporan Hasil Observasi.

Hai, kembali lagi dengan Rania Hendradwiputri.
Oke, sekarang kita berjalan selangkah lagi ke Teks Laporan Hasil Observasi. Seingatku, aku tidak masuk saat Bu Siti Zulaeha memberikan materi ini. Suaraku hilang, dan aku sama sekali tidak bisa berbicara. Berani taruhan, suaraku nggak keluar. Karma anak bersuara cempreng gini, nih. Jadi, aku meliburkan diri selama beberapa hari atas saran dokter langgananku.
Dan parahnya lagi, waktu ulangan tentang Teks Laporan Hasil Observasi, 'kan disuruh buat puisi dari teks observasi yang tertera di soal. Itu tentang makhluk hidup di bumi (yah, sebenarnya itu juga teks yang dikutip dari buku cetak). Serius, aku nggak mahir-mahir amat bikin puisi. Kalau seorang Silviana Eka (temanku di kelas X IPS 1) bikin, dijamin langsung dapat nilai 100, deh. Walhasil? Dengan modal kalimat yang sangaaaatttt... baku dan tidak bermutu, aku langsung membuatnya secepat kilat. Nggak tahu dapat berapa. Yang lucu, Fiqih Al-Aziz, salah satu temanku di X IPA 2, malah bikin macam gini.
"Benda di dunia ini, dapat dibagi menjadi dua. Ada benda hidup, dan ada benda mati."
Astagfirullah, dia berkoar a la pembaca puisi abal begitu dari belakang, aku yang duduk di depan langsung ngakak nyembur. Setidaknya, aku masih menguras otakku dalam membuat puisinya, nggak asal kutip dari teks.
Oke, kembali ke tugas, ini dia PowerPoint Teks Laporan Hasil Observasi yang kubuat. Terima kasih kepada pemilik sumber-sumber yang kuperoleh lewat internet dan buku cetak Bahasa Indonesiaku. Jangan ragu-ragu untuk memberikan kritik dan saran yang membangun, oke? Bisa saja itu membantuku dalam tugas-tugas berikutnya. Terima kasih sebelumnya.
Semoga bermanfaat untuk kita semua.


Jumat, 30 Mei 2014

Publikasi Bahasa Indonesia - Teks Eksposisi.

Hai, kembali lagi dengan Rania Hendradwiputri!
Oke, setelah Teks Anekdot, kita berjalan satu langkah ke Teks Eksposisi. Hmm, Teks Eksposisi, ya. Sebenarnya, aku tidak menemukan kesulitan yang berarti dalam mempelajari teks ini. Hanya saja, waktu Bu Zuzu menugaskan kami untuk membuat teks eksposisi sendiri, aku sempat dilema. Dia menyediakan dua tema, yaitu ekonomi dan politik. Aku suka politik... tapi waktu aku mencari informasi yang kuperlukan di internet, apa reaksi pertamaku?
"Apa ini? Gue nggak ngerti sama sekali."
Dengan ekspresiku yang sangat mendukung perasaanku ketika itu. Kaget bukan main. Politik itu lebih sulit dari yang kuduga.
Wuahahaha, ternyata pengetahuanku selaku ratu PKn waktu masih SMP belum bisa dibuktikan secara sempurna di lapangan. Kenyataannya, aku hanya tertarik pada politik, bukan mengetahuinya secara spesifik dan mendalam. Walhasil? Bisa kalian lihat sendiri, aku menulis teks eksposisi tentang ekonomi.
Meskipun begitu, ekonomi adalah sesuatu yang paling tidak kusenangi dengan berbagai alasan. Tapi, aku cukup menikmati tugas ini, dan hasil teks yang kubuat cukup memuaskan. Walaupun begitu, sepertinya pola kalimat dan kosakataku masih terlalu sederhana. Aku tidak begitu mahir dalam istilah ekonomi... hehehehe.
Sekali lagi, semoga membantu kalian semua yang membaca. Silahkan dilihat. Dan, jangan segan untuk memberikan kritik dan saran yang dapat membangun. Kiranya dapat membantuku untuk membuat yang lebih baik lagi. Terima kasih sebelumnya!





Publikasi Bahasa Indonesia - Teks Anekdot.

Hai, di sini Rania Hendradwiputri.
Sesuai dengan entriku sebelumnya, kali ini aku akan mempublikasikan beberapa tugas yang kuberikan dalam materi Teks Anekdot. Sekilas cerita, Teks Anekdot adalah materi yang pertama kali diajarkan oleh Bu Zuzu. Hal pertama yang terlintas di dalam otakku adalah kejadian nyataku waktu masih kelas 6 SD. Inti ceritanya, kalian tahu lagu Garuda Pancasila, 'kan? Tahu lirik akhirnya? Yang, ayo maju... maju! Ayo maju... maju! Ayo maju! Majuuuu... oke, suaraku memang sumbang, lagipula kalian tidak akan mendengar suaraku lewat ini, kecuali kalau aku mengupload nyanyianku ke Soundcloud. Hahahaha.
Singkatnya, ada suatu peristiwa di balik lagu kebangsaan kita itu, dan itu menjadi inspirasiku dalam memberi contoh teks anekdot dalam drama di dalam presentasi maupun makalah ini.
Yups, akulah yang membuat dramanya. Tidak lupa kuucapkan terima kasih untuk ketiga teman-temanku yang juga turut membantu dalam hal-hal lain, seperti mencari tentang pengertian anekdot, unsur-unsur dalam anekdot, dan sebagainya. Cynthia, Dita, Fida, makasih banyak, ya!
Tidak perlu berbasa-basi, silahkan dilihat. Semoga bermanfaat untuk kalian semua. Tidak perlu sungkan untuk memberikan berbagai kritik dan saran, siapa tahu berguna untukku ke depannya.
Terima kasih sebelumnya.




P. S: Mufidah tidak masuk pada saat pembuatan dan pementasan naskah drama.

Publikasi Bahasa Indonesia - PROLOG.

Hai, di sini Rania Hendradwiputri. Oke, baru kali ini aku menyebutkan nama asliku di blog tercintaku ini. Ehem, ehem. Berhubung ini adalah tugas sekolah, aku mencoba untuk sedikit lebih jaim santun, tidak apa-apa, ya? Yah, sedikit meleset dengan kesanku yang blak-blakan selama menulis entri di sini, sih.

Baiklah. Tidak perlu berbasa-basi lagi.
Kali ini, aku akan membagikan berbagai hasil pembelajaranku (dan teman-teman sekelas, X IPA 2) selama menjadi murid kelas 10 di SMAN 65 Jakarta Barat. Dalam rangka pelaksanaan Kurikulum 2013, ini adalah salah satu kewajiban kami sebagai murid untuk mempublikasikan hasil belajar kami dalam pelajaran Bahasa Indonesia selama kurang lebih setahun di SMA.
Bab-bab yang kupelajari diantaranya adalah Teks Anekdot, Teks Eksposisi, Teks Hasil Observasi, Teks Prosedur Kompleks, dan Teks Negosiasi.
Guru Bahasa Indonesiaku, Ibu Siti Zulaeha, atau boleh kita singkat Bu Zuzu (sebenarnya Bu Juju, tapi aku lebih suka memanggilnya Bu Zuzu), memilih blog sebagai sarana untuk mempublikasikan hasil pembelajaran kami. Ya, kuakui aku senang bukan kepalang (secara ini dia blogku, dan aku tidak perlu susah payah membuatnya lagi) dan merespon dengan tawa setan err, maksudku... tawa bangga yang terlalu bangga, sampai-sampai salah satu temanku bilang, "Sumpah, kaget banget gue, elu ketawa melengking banget!".
Yah, anggap saja itulah kelebihanku abaikan saja, itu sudah salah satu sifat aneh seorang Rania.

Aku sengaja menulis prolog ini supaya kalian tidak bosan. Aku akan berusaha menyajikan seluruh hasil pembelajaranku dengan penuh warna salah, maksudku dengan menyenangkan, supaya kalian bisa mengubah jalan pikir kalian kalau Bahasa Indonesia itu sebenarnya menyenangkan! Ya, aku adalah salah satu di antara 36 murid X IPA 2 yang menyukai pelajaran ini (atau malah satu-satunya?), dimana kedua sahabatku di kelas justru sangat berlawanan denganku. Oh, ayolah. Aku tidak suka Matematika. Dan mereka suka pelajaran yang selalu membuatku sekarat gara-gara levelnya yang terlalu susah itu?!
Eww, rasanya aku mau muntah. Bahasa Indonesia lebih menarik daripada Matematika, tahu! Ups, malah jadi sesi curhat.
Oke, aku bukannya ingin mendominasi kalian agar lebih menyukai Bahasa Indonesia daripada Matematika, lho. Aku ingin membuktikan kepada siapapun yang membaca blog ini, Bahasa Indonesia itu tidak selamanya membosankan seperti yang kalian deskripsikan selama ini.
Bahasa kita, bahasa Indonesia!



Jum'at, 30 Mei 2014.

Rania Hendradwiputri.

Selasa, 15 April 2014

Incognito.

Hai, di sini Ranku Kurogane. Sip, gara-gara nggak bisa tidur lagi setelah tertidur lebih awal—jam 10 kurang, kalau aku tidak salah—jadilah aku di sini, menulis kembali di blog untuk pertama kalinya di bulan April. Oke, judul entrinya emang nggak banget. Incognito? Hmm, itu hanya sekedar kata untuk mendeskripsikan apa yang akan dibahas di dalam entri ini. Topiknya aneh pakai banget emang, secara aku emang bikin blog ini cuma buat curhat. No offense. Tidak mengganggumu selaku pembaca juga, 'kan?

Langsung saja ke inti pembicaraan, tahu 'kan definisi incognito dalam bahasa Inggris? Secara garis besar, incognito artinya menyamar. Jadi, yang akan dibahas kali ini adalah asal-muasal nama samaranku yang demikian banyaknya, dalam rangka pekerjaanku di Facebook dan deviantArt sebagai editor Photoshop. Huehehehe. Sebenarnya, pakai nama asli saja aku bisa, sih. Tapi, ada kalanya seorang penulis atau pelukis punya nama panggung, 'kan? Nama yang kubuat itu sejenis nama panggung, dan sering gonta-ganti saking labilnya anak SMP waktu itu. Huahahahaha.

Pertama kalinya masuk ke dunia editor itu, waktu aku masih kelas 1 SMP. Awalnya cuma gara-gara teman SMP-ku yang tiba-tiba harus pindah ke SMPN 111—makanya Yasmin selaku alumni 111'13 bisa kenal sama dia. Oke, sebut saja anaknya Miikina—ngedit foto-foto selfie kami yang super duber aib di Photoscape. Kudet memang, aku yang masih berjiwa anak SD itu nggak tahu sama sekali apa itu Photoscape. Akhirnya dijelasin sama Miikina. Pulang-pulang, langsung kudownload software buat ngedit foto itu. Langsung saja kuedit banyak foto. Mulai dari foto asli sampai foto anime. Berlanjut hingga profesiku berubah menjadi editor sungguhan. Entah kenapa, waktu itu aku pakai nama "Serea Alice" sebagai nama panggungku. Kenapa 'Serea'? Nama aslinya Celia, tapi aku bacanya Serea. Itu nama tokoh game fighting yang pernah kumainin di PSP omku bareng si Atikah, namanya Destrega. Waktu itu si Atikah suka main tokoh cewek satu lagi yang namanya Anzeal, dan aku mainin Serea. Pokoknya, Serea itu tokoh kesukaanku. Seingatku, memang rambutnya pendek dan kekuatannya angin hijau, dan ternyata benar. Dan kenapa 'Alice'? Well, aku memang suka nama Alice dari dulu, kok. Entah kenapa. Dulu aku pernah baca buku dongeng Alice in Wonderland dan itu keren banget. Yah, nyebutnya juga enak, 'kan? Alice, Alice, Alice, Alice, Alice ... hahaha. Makanya, nama tokoh utama di novelku 'Alice'.

Beberapa waktu berselang, aku sering banget gonta-ganti nama panggungku. Mulai dari SherryYukina, SuzukaKid, AngeMilkMocha, Sherea Angelise, Sherea Trancy, dan akhirnya berhenti di terminal Lebak Bulus, ups salah. Berhenti sementara di Sylthfarn ft. Shun. Semua nama itu ada sejarahnya, aku jelasin satu persatu karena aku ini Ranku Kurogane yang manis nan cerdas, enggak deng, karena aku kurang kerjaan sekarang.

  • SherryYukiina. Sherry itu inisialnya Ai Haibara di Detektif Conan, 'kan? Oke, kalau Alice Harley kecanduan Sherlock Holmes, aku kecanduan Detektif Conan. Siapa 'Alice Harley'? Tokoh novelku. Skip, skip. Sementara Yukiina, itu plesetan dari Yukina Himeragi dari XX Me. Soalnya, temanku yang kupanggil Miikina itu sering pakai Miikina sebagai nama panggungnya, jadilah aku Yukiina dan dia Miikina, gituuu ...
  • SuzukaKid. Yang ini lebih bodoh lagi. Suzuka itu plesetan dari mamaku dari nama Shizuka. Believe it or not, itu sampai jadi password laptop lamaku supaya mamaku senantiasa ingat. BUJUBUNEENG! Mamaku itu memang lain dari yang lain, nggak heran anaknya jadi aneh semua. Ya, aku ini orang aneh dan aku tahu itu, untung cowokku nerima-nerima aja—dia juga sama anehnya, sih. Kalau Kid, itu masih ada hubungannya sama Doraemon. Dora the Kid, tokoh kesukaanku di The Doraemons, temannya Doraemon yang koboi Amerika, serigala dari barat itu. Yang takut ketinggian. Dorayaki pakai mustard. Pacarnya Dorami. Huehehehe. Sifatnya mirip aku, jadilah aku suka banget sama dia.
  • AngeMilkMocha, Milk dan Mocha-nya jangan diperdulikan. Itu hanya cantuman kalau aku suka susu dan rasa mocha. Selesai. Ange-nya, dari Ange Ushiromiya. Yep, aku lagi kecanduan Umineko no Naku Koro ni waktu itu.
  • Sherea Angelise. Itu plesetan dari 'Serea' dan 'Ange', dua tokoh kesukaanku. Hahaha, ternyata aku termasuk yang mahir memelesetkan nama.
  • Sherea Trancy, Sherea-nya masih kupakai. Karena memang, aku suka banget sama nama itu. Trancy? Yang ngebet banget sama Kuroshitsuji pasti tahu. BENAR! ITU MARGANYA ALOIS TRANCY! HUAHAHAHAHAHA. Oke, aku malah lebih suka Alois ketimbang Ciel Pantompife—salah, itu gara-gara si Adhia salah nyebut—maksudku, PHANTOMHIVE. Waktu itu, aku lagi jatuh cinta pakai banget sama Alois setelah nonton Kuroshitsuji OVA yang Spider Invention.
  • Daaannn ... Sylthfarn ft. Shun! Nama yang senantiasa kupakai sampai aku hiatus dari dunia editor selama liburan UN. Sylthfarn itu ... yang pernah baca manga Magical x Miracle pasti tahu. Sylthfarn itu Master Wizard yang menghilang itu lhooo ... yang mirip sama Merleawe, yang diperanin sama Mel! Sylth ganteng+manis banget, makanya aku suka. Dan, Shun. Yang tahu Bakugan Battle Brawlers pasti ngeh. SHUN KAZAMI, RIVALNYA DANMA KUSO! HUAHAHAHAHAHA. Oke, awal-awalnya aku juga suka sama Dan, lho. Tapi, gara-gara Shun potong rambut di New Vestroia, aku jadi berpindah hati ... oke, aku ini apa banget. Jadi ingat masa-masa lalu. Hehehehe.

Pemberhentian terakhirnya, nama panggung yang kupakai sampai sekarang. 'Shiro Sylthfarn'. Kenapa harus 'Shiro'? Shiro itu artinya putih. Yah, nama anjingnya Shinchan 'kan Shiro, warnanya putih, 'kan? Makanya, di komiknya kadang-kadang suka dipanggil 'si Putih'. Oke, sebenarnya nama itu bukan buatanku. Itu buatannya Dityaning Presvianti Putri—Ditaalias Aozora Aera. Dia dulu pernah masukin aku sebagai nama 'Shiro Sylthfarn' dalam ceritanya. Eh, sekarang malah aku pakai itu sebagai nama panggung. Lebih singkat, sih. Tapi, aku tetap nggak menghilangkan nama 'Sylthfarn' karena sebagian besar editor yang mengenalku selalu memanggilku 'Sylth'. Lagipula, 'Sylth' itu serasa menjadi nama keduaku. Shiro Sylthfarn, the Master Wizard of miracle, motto itu sudah melekat dalam diriku sebagai editor. Begitulaaah ...

Ada yang penasaran dengan editanku? Coba buka entriku yang "Desain Grafis: Pekerjaan Primer atau Sekunder?", disitu kutaruh 20 editanku. Memang, belum bagus-bagus banget, sih. Tapi, aku suka saja. Aku nggak terlalu serius dalam dunia Photoshop sih, mendesain bagiku hanya sekedar hobi. Tapi, ada kalanya aku ingin kemampuan ini berguna suatu saat nanti dan bisa menghasilkan sesuatu yang nyata. Selain minatku dalam menulis novel.

Dan, nama panggungku BUKAN cuma yang di atas saja. AHAHAHA, KELEWATAN BANGET! Ada empat buah lagi. Ranku Nakahara, Khairani Ramaditya, Ranku 'Ranran' Kurogane, dan yang paling sering kupakai setelah Ranku Kurogane, Aiiro Akikaze.

  • Kalau yang Ranku Nakahara, itu nama lama. Buktinya ada Ranku Kurogane. Jadi, awal-awalnya pakai 'Nakahara'. Karena demam Metal Fight Beyblade—dan aku suka pakai banget sama Ginga Hagane—biar namanya terdengar SAMA, langsung kuubah jadi 'Kurogane'. Oke, alasan yang amat sangat absurd.
  • Kalau Aiiro Akikaze, itu ... nama yang mencerminkan diri sendiri, kok. Aiiro dalam Kanji tulisannya "藍色". Dan itu artinya indigo. Iya, kalian tahu 'kan, bisa dibaca di entriku yang berjudul "Ketika Menginjak Dunia Masa Lalu ...". Aku ini anak indigo. Lalu, Akikaze. Dalam Kanji tulisannya "秋風". Dan kalau diartikan dalam bahasa Inggris, artinya autumn breeze. Angin musim gugur. Yah, itu cuma karena aku terobsesi Shun Kazami yang tributnya angin, dan aku suka musim gugur. Jadilah Aki-kaze. 'Aki' artinya musim gugur, dan 'kaze' artinya angin.
  • Oke, sekarang yang Khairani Ramaditya. Ini nama samaranku di ceritanya Ica—Maitsa Luthfiyyah—pada awalnya. Dengan namanya sendiri yang berubah menjadi Josephine Lutfia. Tahu-tahu, nama itu masih kupakai dalam novelku. Bukan yang Requiem Series. Ada satu lagi, adaptasi kisah nyata—adaptasi "Who Are You?"—judulnya Anonymous. Kayaknya itu bakal berseri lagi, jadi sebut saja Anon Series. Anon Series ceritanya lebih fantasi lagi daripada Requiem Series, kalau boleh ngomong. Dan, tokoh 'aku' di situ namanya Khairani Ramaditya, yang sering dipanggil 'Aria'. Oke, kapan-kapan, akan kuceritakan sinopsis Anon Series.

Aku rasa cukup sekian. Bujubuneng, aku masih belum ngantuk. Ah, nanti pasti bisa tidur sendiri.
Akhir kata, thanks for reading!

(( Ranku Kurogane ))