Sabtu, 31 Mei 2014

Publikasi Bahasa Indonesia - Teks Prosedur Kompleks.

Hai, kembali lagi dengan Rania Hendradwiputri.
Oke, kalau dalam Bahasa Inggris, entri ini namanya penultimate. Artinya, yang satu sebelum terakhir. Sebelum akhir dari publikasiku yaitu Teks Negosiasi, kita bertemu dulu dengan Teks Prosedur Kompleks. Oke, soal bab ini, kelompokku lain dari yang sebelumnya. Di sini ada salah satu temanku yang ekstra rajin, panggil aja Nisa. Dia mahir dalam urusan mendesain PowerPoint agar tidak membosankan untuk dilihat, mungkin dia sudah terbiasa sejak SMP, ya? Dia juga pakarnya hias-menghias. Berani sumpah, baru kali ini aku bertemu anak sekreatif dia. Dia baik banget, lho!
Dalam proses pembuatan PowerPoint Teks Prosedur Kompleks, sempat terjadi banyak hambatan, gara-gara dua cowok terkutuk di kelompok kami malah ngobrol nggak jelas. Walhasil aku, Nisa, Citra, dan Dorothea selaku cewek-cewek perkasa bekerja sama untuk menyelesaikan PowerPoint itu secepat mungkin. Yah, pada akhirnya tidak secepat yang kami harapkan sebelumnya. Namun selama masih bisa selesai dan diterima, itu sudah berarti, kok. Terima kasih untuk kelompokku!
Oh, iya. Selain PowerPoint dan Teks Prosedur Kompleks yang kubuat, aku juga membuat 20 soal tentang Teks Prosedur Kompleks. Sebenarnya, 20 soal ini digabung dengan 20 soal tentang Teks Negosiasi. Agar tidak berantakan dan membingungkan, kupisah saja perbab. Hehehehe.
Tidak perlu berbasa-basi lagi, ini dia tugas-tugasku selama mempelajari tentang Teks Prosedur Kompleks. Jangan ragu untuk meninggalkan kritik dan saran yang membangun, ya. Barangkali, aku bisa membuat yang lebih baik lagi. Terima kasih sebelumnya.
Semoga bermanfaat untuk kita semua.




Publikasi Bahasa Indonesia - Teks Laporan Hasil Observasi.

Hai, kembali lagi dengan Rania Hendradwiputri.
Oke, sekarang kita berjalan selangkah lagi ke Teks Laporan Hasil Observasi. Seingatku, aku tidak masuk saat Bu Siti Zulaeha memberikan materi ini. Suaraku hilang, dan aku sama sekali tidak bisa berbicara. Berani taruhan, suaraku nggak keluar. Karma anak bersuara cempreng gini, nih. Jadi, aku meliburkan diri selama beberapa hari atas saran dokter langgananku.
Dan parahnya lagi, waktu ulangan tentang Teks Laporan Hasil Observasi, 'kan disuruh buat puisi dari teks observasi yang tertera di soal. Itu tentang makhluk hidup di bumi (yah, sebenarnya itu juga teks yang dikutip dari buku cetak). Serius, aku nggak mahir-mahir amat bikin puisi. Kalau seorang Silviana Eka (temanku di kelas X IPS 1) bikin, dijamin langsung dapat nilai 100, deh. Walhasil? Dengan modal kalimat yang sangaaaatttt... baku dan tidak bermutu, aku langsung membuatnya secepat kilat. Nggak tahu dapat berapa. Yang lucu, Fiqih Al-Aziz, salah satu temanku di X IPA 2, malah bikin macam gini.
"Benda di dunia ini, dapat dibagi menjadi dua. Ada benda hidup, dan ada benda mati."
Astagfirullah, dia berkoar a la pembaca puisi abal begitu dari belakang, aku yang duduk di depan langsung ngakak nyembur. Setidaknya, aku masih menguras otakku dalam membuat puisinya, nggak asal kutip dari teks.
Oke, kembali ke tugas, ini dia PowerPoint Teks Laporan Hasil Observasi yang kubuat. Terima kasih kepada pemilik sumber-sumber yang kuperoleh lewat internet dan buku cetak Bahasa Indonesiaku. Jangan ragu-ragu untuk memberikan kritik dan saran yang membangun, oke? Bisa saja itu membantuku dalam tugas-tugas berikutnya. Terima kasih sebelumnya.
Semoga bermanfaat untuk kita semua.


Jumat, 30 Mei 2014

Publikasi Bahasa Indonesia - Teks Eksposisi.

Hai, kembali lagi dengan Rania Hendradwiputri!
Oke, setelah Teks Anekdot, kita berjalan satu langkah ke Teks Eksposisi. Hmm, Teks Eksposisi, ya. Sebenarnya, aku tidak menemukan kesulitan yang berarti dalam mempelajari teks ini. Hanya saja, waktu Bu Zuzu menugaskan kami untuk membuat teks eksposisi sendiri, aku sempat dilema. Dia menyediakan dua tema, yaitu ekonomi dan politik. Aku suka politik... tapi waktu aku mencari informasi yang kuperlukan di internet, apa reaksi pertamaku?
"Apa ini? Gue nggak ngerti sama sekali."
Dengan ekspresiku yang sangat mendukung perasaanku ketika itu. Kaget bukan main. Politik itu lebih sulit dari yang kuduga.
Wuahahaha, ternyata pengetahuanku selaku ratu PKn waktu masih SMP belum bisa dibuktikan secara sempurna di lapangan. Kenyataannya, aku hanya tertarik pada politik, bukan mengetahuinya secara spesifik dan mendalam. Walhasil? Bisa kalian lihat sendiri, aku menulis teks eksposisi tentang ekonomi.
Meskipun begitu, ekonomi adalah sesuatu yang paling tidak kusenangi dengan berbagai alasan. Tapi, aku cukup menikmati tugas ini, dan hasil teks yang kubuat cukup memuaskan. Walaupun begitu, sepertinya pola kalimat dan kosakataku masih terlalu sederhana. Aku tidak begitu mahir dalam istilah ekonomi... hehehehe.
Sekali lagi, semoga membantu kalian semua yang membaca. Silahkan dilihat. Dan, jangan segan untuk memberikan kritik dan saran yang dapat membangun. Kiranya dapat membantuku untuk membuat yang lebih baik lagi. Terima kasih sebelumnya!





Publikasi Bahasa Indonesia - Teks Anekdot.

Hai, di sini Rania Hendradwiputri.
Sesuai dengan entriku sebelumnya, kali ini aku akan mempublikasikan beberapa tugas yang kuberikan dalam materi Teks Anekdot. Sekilas cerita, Teks Anekdot adalah materi yang pertama kali diajarkan oleh Bu Zuzu. Hal pertama yang terlintas di dalam otakku adalah kejadian nyataku waktu masih kelas 6 SD. Inti ceritanya, kalian tahu lagu Garuda Pancasila, 'kan? Tahu lirik akhirnya? Yang, ayo maju... maju! Ayo maju... maju! Ayo maju! Majuuuu... oke, suaraku memang sumbang, lagipula kalian tidak akan mendengar suaraku lewat ini, kecuali kalau aku mengupload nyanyianku ke Soundcloud. Hahahaha.
Singkatnya, ada suatu peristiwa di balik lagu kebangsaan kita itu, dan itu menjadi inspirasiku dalam memberi contoh teks anekdot dalam drama di dalam presentasi maupun makalah ini.
Yups, akulah yang membuat dramanya. Tidak lupa kuucapkan terima kasih untuk ketiga teman-temanku yang juga turut membantu dalam hal-hal lain, seperti mencari tentang pengertian anekdot, unsur-unsur dalam anekdot, dan sebagainya. Cynthia, Dita, Fida, makasih banyak, ya!
Tidak perlu berbasa-basi, silahkan dilihat. Semoga bermanfaat untuk kalian semua. Tidak perlu sungkan untuk memberikan berbagai kritik dan saran, siapa tahu berguna untukku ke depannya.
Terima kasih sebelumnya.




P. S: Mufidah tidak masuk pada saat pembuatan dan pementasan naskah drama.

Publikasi Bahasa Indonesia - PROLOG.

Hai, di sini Rania Hendradwiputri. Oke, baru kali ini aku menyebutkan nama asliku di blog tercintaku ini. Ehem, ehem. Berhubung ini adalah tugas sekolah, aku mencoba untuk sedikit lebih jaim santun, tidak apa-apa, ya? Yah, sedikit meleset dengan kesanku yang blak-blakan selama menulis entri di sini, sih.

Baiklah. Tidak perlu berbasa-basi lagi.
Kali ini, aku akan membagikan berbagai hasil pembelajaranku (dan teman-teman sekelas, X IPA 2) selama menjadi murid kelas 10 di SMAN 65 Jakarta Barat. Dalam rangka pelaksanaan Kurikulum 2013, ini adalah salah satu kewajiban kami sebagai murid untuk mempublikasikan hasil belajar kami dalam pelajaran Bahasa Indonesia selama kurang lebih setahun di SMA.
Bab-bab yang kupelajari diantaranya adalah Teks Anekdot, Teks Eksposisi, Teks Hasil Observasi, Teks Prosedur Kompleks, dan Teks Negosiasi.
Guru Bahasa Indonesiaku, Ibu Siti Zulaeha, atau boleh kita singkat Bu Zuzu (sebenarnya Bu Juju, tapi aku lebih suka memanggilnya Bu Zuzu), memilih blog sebagai sarana untuk mempublikasikan hasil pembelajaran kami. Ya, kuakui aku senang bukan kepalang (secara ini dia blogku, dan aku tidak perlu susah payah membuatnya lagi) dan merespon dengan tawa setan err, maksudku... tawa bangga yang terlalu bangga, sampai-sampai salah satu temanku bilang, "Sumpah, kaget banget gue, elu ketawa melengking banget!".
Yah, anggap saja itulah kelebihanku abaikan saja, itu sudah salah satu sifat aneh seorang Rania.

Aku sengaja menulis prolog ini supaya kalian tidak bosan. Aku akan berusaha menyajikan seluruh hasil pembelajaranku dengan penuh warna salah, maksudku dengan menyenangkan, supaya kalian bisa mengubah jalan pikir kalian kalau Bahasa Indonesia itu sebenarnya menyenangkan! Ya, aku adalah salah satu di antara 36 murid X IPA 2 yang menyukai pelajaran ini (atau malah satu-satunya?), dimana kedua sahabatku di kelas justru sangat berlawanan denganku. Oh, ayolah. Aku tidak suka Matematika. Dan mereka suka pelajaran yang selalu membuatku sekarat gara-gara levelnya yang terlalu susah itu?!
Eww, rasanya aku mau muntah. Bahasa Indonesia lebih menarik daripada Matematika, tahu! Ups, malah jadi sesi curhat.
Oke, aku bukannya ingin mendominasi kalian agar lebih menyukai Bahasa Indonesia daripada Matematika, lho. Aku ingin membuktikan kepada siapapun yang membaca blog ini, Bahasa Indonesia itu tidak selamanya membosankan seperti yang kalian deskripsikan selama ini.
Bahasa kita, bahasa Indonesia!



Jum'at, 30 Mei 2014.

Rania Hendradwiputri.